0

Mampukah Indonesia Football Academy membentuk pemain-pemain handal?

Label:

Sudah sekian kalinya PSSI tak bosan-bosannya membangun proyek demi kemajuan sepakbola Indonesia. Belum selesai proyek Tim SAD Indonesia di Uruguay yang saat ini sudah berjalan dua tahun dari rencana 4 tahun. Kini PSSI telah memperkenalkan proyek barunya IFA (Indonesia Football Academy).
Yaitu sebuah Akademi Sepakbola bermarkas di Sawangan yang mengadopsi teknik pelatihan Manchester United dan Arsenal yang diarsiteki oleh seorang pelatih asal Inggris Kevin Kent. Namun yang jadi pertanyaan saya, mampukah proyek tersebut mencetak pemain-pemain handal? Apakah bukan laksana jamur di musim penghujan yang akan pudar dan sirna saat musim kemarau tiba?
Baca selengkapnya

IFA yang notabene merupakan pembinaan untuk pemain muda, nantinya akan menjaring pemain muda Indonesia yang berbakat dari umur 13 hingga 16 tahun.  Pemain yang terpilih dan dalam masa pendidikannya akan mendapatkan fasilitas yang sangat memadai.  Seperti diasramakan, tersedia restoran yang sangat mencakup kebutuhan gizinya sebagai atlit dan gymnasium untuk pembentukan dan kekuatan fisiknya.
Proyek ini murni beasiswa dari PSSI, tentunya dalam merekrut siswanya diharapkan berdasarkan pada prestasi, kualitas  dan seleksi yang ketat.
Ya pada prestasi, kualitas dan seleksi yang ketat, semoga demikian adanya. Sebab sepanjang yang saya tahu, proyek-proyek PSSI sebelumnya seperti Primavera yang melahirkan Kurniawan Dwiyulianto dan Bareti yang relative tidak ada pemain yang menonjol. Dan dua program tersebut gagal total. Jangankan membentuk pemain handal level dunia, untuk local Asia Tenggara saja jamannya mereka tidak bisa jadi nomor satu di ASEAN.
Jadi intinya untuk proyek IFA, PSSI jangan sampai mengulangi kesalahan yang kedua kalinya terutama dalam hal perekrutan pemain. Seleksilah berdasarkan kualitas pemain yang tersebar dari seluruh penjuru wilayah Indonesia. Jangan ada lagi “pemain titipan”. Karena semua warga Negara Indonesia berhak untuk diseleksi dan masuk ke akademi tersebut. Siapapun dia, darimanapun asalnya dan bagaimanapun tingkat ekonomi orang tuanya. Asal mereka sangat mampu dan sangat memenuhi syarat, mengapa tidak?
Jika mekhanisme perekrutan ini dilaksanakan secara fair demi mengedepankan prestasi, saya yakin tentu proyek ini tidak  akan mubazir dan akan mampu membentuk pemain-pemain yang handal. Demi mengharumkan Indonesia di level dunia lewat sepakbola.

0 komentar:

Posting Komentar

SEARCH BY GOOGLE